TOMOHON, MediaManado.com – Masyarakat Sulut patut berbangga dengan langkah Presiden Joko Widodo yang terus memberikan perhatian bagi kemajuan daerah ini. Hal itu terbukti dari penyerahan bantuan dari Pemerintah Jerman berupa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle 500 KW di Lahendong, Tomohon, Senin (21/1/2019) pagi.
Bantuan ini merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman terkait pengelolaan sumber energi geotermal panas bumi Lahendong untuk masyarakat Sulut. Dubes Jerman untuk Indonesia Peter Schoof menyerahkan bantuan tersebut kepada Presiden Joko Widodo yang diwakili Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir.
Gubernur Olly Dondokambey SE memberikan apresiasi yang tinggi atas perhatian pemerintah pusat untuk ketersediaan energi terbarukan yang menghasilkan daya listrik untuk masyarakat Sulut.
“Kami mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Pak Jokowi atas seluruh yang kita terima saat ini,” kata Gubernur Olly usai menyaksikan penyerahan PLTP tersebut.
Menurut Orang nomor satu di Bumi Nyiur Melambai Provinsi Sulut ini, bantuan tersebut sangat tepat karena potensi geotermal di Sulut sangat besar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Geotermal menjadi salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulut.
“Ini sangat menjanjikan untuk jaringan di Sulawesi Utara. Saat ini 40 persen pembangkit tenaga listrik di Sulawesi Utara sudah menggunakan geotermal, ada sekitar 120 megawatt lebih kita menggunakan geotermal,” beber Gubernur Olly.
Karenanya, Gubernur berharap kerjasama antara Jerman dan jajaran terkait di Indonesia dapat terus terjalin demi kemajuan pembangunan.
“Harapan kami, Pemerintah Jerman terus bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) terkait penggunaan teknologi geotermal yang terbaik di sini, sehingga masyarakat bisa merasakannya,” ungkap Gubernur Olly.
Untuk diketahui, serah terima aset tersebut merupakan bagian dari serangkaian perjanjian antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman (BMBF) yang ditandatangani April 2010 di Denpasar, Bali serta perjanjian pelaksanaan pengembangan energi panas bumi berkelanjutan di Indonesia antara GFZ dan BPPT yang ditandatangani Juni 2010.
Sebelumnya, Menristekdikti M Nasir mengatakan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga mencapai 23 persen tahun 2025. Sampai tahun ini porsi penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru berkisar delapan persen hingga sembilan persen.
“Dari geotermal sendiri baru berkontribusi empat persen dari sembilan persen renewable energy. Jadi potensinya masih sangat tinggi,” ujar Nasir.
Tambah Menristekdikti, target penggunaan energi terbarukan 23 persen pada 2025 salah satunya bisa dicapai melalui pengembangan energi panas bumi atau geotermal karena Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa diolah menjadi listrik dengan kapasitas 28 ribu MW hingga 29 ribu MW.
Adapun pertemuan ini turut dihadiri para Pejabat Pemprov Sulut dan jajaran Pertamina. (Advetorial)