Dewan Pers Tingkatkan Kualitas Peliputan PEMILU Wartawan Sulut

oleh

Loading

 

MANADO, MediaManado.com – Guna meningkatkan kualitas peliputan PEMILU bagi para wartawan di Sulawesi Utara, Dewan Pers melaksanakan Workshop Peliputan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang diselenggarakan di Hotel Swissbell Manado, Selasa (29/08/2023).

Ketua Dewan Pers Dr Ninik Rahayu secara virtual, secara resmi membuka Workshop yang ke-10 di Sulut, setelah sebelumnya dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menjelaskan, pada Hari Pers Nasional, telah disepakati kerjasama antara Dewan Pers bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Penyiaran Informasi (KPI) untuk menyiapkan forum damai dalam PEMILU 2024.

Kerjasama itu diantaranya persiapan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di tingkat pusat maupun daerah.

Kerjasama itu bertujuan, pertama, Mitigasi, peliputan PEMILU dimaksimalkan agar tidak membuat kegaduhan.

Kedua, menyamakan persepsi diantara para jurnalis dalam upaya penanganan dampak dari pemberitaan.

Fungsi pers, tambah Ninik Rahayu, bukan hanya mencari, mengolah, mendokumentasikan, dan mendistribusikan informasi. Melainkan, mengantisipasi dampak dari pemberitaan tersebut.

“Pemberitan pers masih bertumpuh pada keinginan publik bukan kebutuhan publik,” ujar Ninik Rahayu.

Ketua Dewan Pers inipun mengingatkan, untuk penyelenggara dan pengawas PEMILU, menyajikan data dengan baik dan transparan, sehingga menyamakan persepsi dengan para insan pers.

“Jangan sampai ada informasi yang tidak diketahui publik tetang alat-alat, bahan-bahan, bahkan dokumen yang akan digunakan dalam PEMILU nanti,” tandasnya.

Ketiga, komitmen antara partai politik dengan stakeholder, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, politisi dan pendukung dalam menyukseskan PEMILU 2024 nanti dengan damai.

“Jangan sampai dalam proses peliputan ada intimidasi, dan kekerasan terhadap jurnalis, sehingga diperlukan keterbukaan. Jangan pula menulis berita yang tidak terkonfirmasi dengan baik. Jurnalis harus melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan kode etik jurnalis. ” tegasnya.

Sementara itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, Awaludin Umbola mengemukakan, partisipasi masyarakat bukan hanya saat pencoblosan, melainkan sejak tahapan dimulai, sehingga media harus memberitakan bahkan mengajak masyarakat untuk ambil bagian dalam pesta demokrasi nanti.

Ia mencontohkan, tahapan rekrutmen adhoc di tingkat kecamatan dan kelurahan, ada banyak masyarakat yang mendaftar.

”Ini menjadi catatan bagi kami dalam tingkat partisipasi masyarakat,” tuturnya.

Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Sulut, Steffen Stevanus Linu menjelaskan, peran media dilakukan melalui website jarimu awasi PEMILU.

Selain itu, BAWASLU juga bekerjasama dengan media nasional dan konten kreator dalam peningkatan literasi kepemiluan menangkal berita hoax, dan berkolaborasi dengan medsos untuk pembuatan laporan konten, bahkan berkordinasi dengan Kemenkominfo menangkal berita hoax.

Anggota Dewan Pers, Asmoro Wikan mengingatkan jurnalis yang berkualitas akan menghasilkan demokrasi yang berkualitas, karena pemilu adalah hal yang luar biasa dan memiliki nilai.

Dia pun menegaskan, media dapat bertahan karena ada dua aspek. Pertama, adanya dana yang besar dan kedua, media yang ‘sunyi’ tapi mempunyai basis komunitas yang sangat kuat.

“Jika demikian, komunitas ini yang akan menyelamatkan media dan menjaga tetap relevan,” tegasnya.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulut, Reidi Sumual mengatakan, sesuai UU Nomor 32 Tahun 2002 pengawasan dilakukan oleh KPID terhadap televisi dan radio produksi lokal.

Apabila dalam penyiaran ada hal yang melanggar aturan, maka pihaknya akan melayangkan peringatan untuk dilaksanakan dengan baik.

“Di Sulut, baru ada beberapa kasus yang terjadi. Ketika kami tegur, mereka langsung berbenah bahkan ada yang sudah tidak tayang lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Jurnalis Tempo.co Mohammad Nafi menjelaskan mengenai jurnalisme data yang harus dilakukan secara terstruktur dan telaten.

“Jika memiliki data jurnalis tidak harus bergantung pada agenda apa yang akan dilaksanakan,” ungkapnya.

Kegiatan Workshop ini diikuti sejumlah wartawan dari berbagai komunitas dan organisasi wartawan di Sulut. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *