MANADO, MediaManado.com – Presiden World Conference Religion for Peace (Presiden Konferensi Agama se-Dunia untuk perdamaian) DR KH Hasyim Muzadi secara terang-terangan menolak sekaligus menentang aksi salah satu ormas Islam yakni Front Pembela Islam (FPI) yang melakukan tindakan menutup rumah ibadah. Mantan Ketua PB NU inipun tidak membenarkan aksi FPI tersebut.
Hal ini disampaikan KH Hasyim Muzadi saat didaulat menjadi salah satu pembicara pada Munas I Bamag, yang diikuti para hamba-hamba Tuhan dari berbagai denominasi gereja dari seluruh Indonesia, yang digelar di Graha Bumi Beringin Manado, Kamis (27/11).
Ia menilai aksi FPI menutup tempat ibadah, dianggap bertentangan dengan teologi ‘lakum dinukum waliyaddin’ (bagimu agamamu dan bagiku agamaku).
“Ingat bukan agama yang jelek, tapi nafsu orang yang mengaku beragama, yang membuat kekacauan. Jadi apapun alasan FPI, caranya adalah salah dan tidak diperkenankan dalam ajaran agama Islam. Sebab negara saja mengakui agama-agama yang ada, kenapa harus terjadi tindakan-tindakan yang mengatasnamakan agama, lalu mengorbankan agama lain,” tandas Hasyim Muzadi, sembari memberi contoh penolakan terhadap Ahok.
“Lantas ada yang mau bikin Gubernur tandingan, dimana kantornya, siapa yang memberi gaji, mau inspeksi ke siapa. Jadi FPI tidak boleh semena-mena,” tegas salah satu tokoh nasional yang disegani dunia internasional.
Karena itu Musadi mengajak agama-agama yang ada, harus bersatu serta harus pula berjalan bersama- bersama, yang sama jangan dibeda-bedakan dan yang beda, jangan disama-samakan, karena Indonesia adalah negara tempatnya orang beragama.
Terkait adanya kebijakan pemerintahan Jokowi – JK untuk menghilangkan kolom agama dalam KTP, mantan pengasuh pondok pesantran Al Hikam Surabaya ini justru menolak dengan tegas.
“Karena apabila dihilangkan, tentunya terasa aneh, karena selama ini kolom agama di KTP jelas sekali identitas agama dari penduduk yang bersangkutan,” katanya. (ferry)