Kementerian PU-Pera Bangun Infrastruktur Menuju Raja Ampat

oleh
<p>Wisatawan menikmati keindahan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan 4 pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni, sebagian besar lainnya bahkan belum memiliki nama.</p>

Loading

Wisatawan menikmati keindahan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan 4 pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni, sebagian besar lainnya bahkan belum memiliki nama.
Wisatawan menikmati keindahan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan 4 pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni, sebagian besar lainnya bahkan belum memiliki nama.

 

JAKARTA, MediaManado.com –  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) klaim sedang menyelesaikan pembangunan jalan lingkar Raja Ampat yang memiliki total panjang 342 kilometer (km). Hal ini untuk mendukung fasilitas infrastruktur di kawasan wisata ini.

Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono mengatakan, proses pembangunan jalan ini akan dikembangkan dan ditingkatkan secara bertahap. “Sudah kita tembus 152 kilometer, dan sepanjang 30 kilometer sudah diaspal,” kata Basuki, dalam siaran persnya, Minggu (4/9).

Selain jalan, fasilitas infrastruktur seperti Pelabuhan Waisai juga perlu dibenahi. Pembangunan infrastruktur ini perlu diprogramkan agar menjadi benar-benar intrans sebagai pintu masuk ke daerah kawasan destinasi wisata yang bertaraf nasional bahkan internasional.

Destinasi wisata di Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata nasional yang menjadi fokus pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Di Pianemo, salah satu pulau karang di Raja Ampat, Kementerian PU-Pera juga tengah melakukan penataan kawasan wisata tersebut. “Seperti toilet, tempat pedagang penjual sovenir, serta pedagangan hasil masyarakat setempat diperlukan tempat yang baik,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *