MINUT, Mediamanado – PT. MSM dan TTN merupakan salah satu perusahaan raksasa di Indonesia, ternyata memiliki standarisasi protap yang ketat saat menerima pengunjung.
Hal tersebut dirasakan dan dialami oleh sejumlah personil Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Minahasa Utara bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Minut, dan sejumlah awak media saat melakukan kunjungan lapangan di lokasi tambang PT. MSM/TTN, Jumat (29/09/23).
Kurang dari jam 12 siang, rombongan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Minut Stendy Rondonuwu tiba di pintu masuk lokasi tambang PT. MSM/TTN. Selanjutnya tim rombongan diarahkan oleh kendaraan 4×4 double cabin menuju kantor utama yang tepat berada di samping Bowmil pengolahan hasil pertambangan.
Setibanya, Ketua Komisi II Stendy Rondonuwu dan Kadis DLH Marthen Sumampouw berserta rombongan diterima oleh External Relations Head PT MSM/TTN Hery Rumondor bersama Yustinus Setiawan selaku Sustainability and External Affair Group Head, Eka Yudiman Compliance Dept Head dan Krispani Firmansyah, Acting Environment Dept Head serta jajaran pimpinan dan karyawan PT. MSM/TTN.
Hery ‘Inyo’ Rumondor menyampaikan selamat datang kepada rombongan DPRD Minut dan DLH Minut yang telah melakukan kunjungan kerja lapangan ke PT. MSM/TTN. Untuk itu, pihaknya siap memfasilitasi untuk meninjau sejumlah lokasi yang ingin dituju, guna menindaklanjuti apa yang menjadi rapat dengar pendapat di kantor DPRD Minut beberapa waktu lalu.
“Mohon maaf atas kunjungan DPRD dan DLH Minut, Pak Presdir David Sompie tidak bisa bersama karena sedang ada agenda rapat,” ujarnya.
Sebelum melakukan peninjauan langsung ke sejumlah titik di areal tambang PT MSM TTN, rombongan disuguhkan makan siang. Sebelum rombongan diarahkan menuju ke puncak site Toka untuk melihat aktivitas pertambangan yang berlangsung. Rombongan diberikan informasi tentang protap arahan umum jika terjadi keadaan darurat di lokasi tambang.
Di puncak site Toka, External dan Sustainibility Relation Group Head Yustinus Hari Setiawan, menjelaskan kerja-kerja pertambangan termasuk wilayah yang merupakan daerah Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung.
Peninjauan selanjutnya, adalah main cooling pond outlet. lokasi penampungan air panas dari sumber Pit Araren yang ditampung untuk dialiri dan menjadi sumber aspirasi masyarakat atas dugaan pencemaran yang menyebabkan kematian sejumlah hewan ternak sapi serta kegagalan panen sawah.
Main cooling pond outlet atau danau buatan untuk menampung spring water dari panas bumi atau keberadaan potensi geothermal (energy panas bumi) di sekitar area tambang MSM/TTN ini, dibuat agar aliran air di hilir tidak lagi melibihi ambang batas panas. Terpantau, pihak perusahan melakukan rekayasa pendinginan dengan membuat sirkuit sepanjang 1,8 kilometer.
Kunjungan lokasi selanjutnya berada di lokasi titik penataan DP02 (Compliance Point), tempat dimana dilakukan pengecekan suhu air sebelum teraliri ke sungai Pangisan yang akan melalui sejumlah desa di lingkar tambang.
Ketua Komisi II Stendy Rondonuwu tampak turun ke lokasi penataan DP02 untuk merasakan suhu air panas. Bahkan, DLH Minut yang membawa alat pengukur suhu pun tidak luput dari pengecekan. Alhasil, yang didapat masih diatas 37,7 derajat. Yang diakui jika angka tersebut masih tergolong diatas ambang batas.
“Kami akan mengambil sampel air panas tersebut untuk dibawa ke laboratorium. Nantinya, akan dilakukan uji lab, apakah terkandung racun,” jelas Stendy Rondonuwu didampingi personil lain. Diantaranya Wellem Katuuk, Arnold Lamuni dan Paulus Sundalangi.
Hal senada juga diakui External dan Sustainibility Relation Group Head Yustinus Hari Setiawan. Katanya, bahwa suhu air yang teraliri ke sungai Pangisan tergolong tinggi. Sehingga, kedepannya pihak perusahaan akan menambah rekayasa dengan menambah sirkuit.
“Kami akan tambah sirkuit di hilir, sehingga, suhu air yang teraliri ke sungai Pangisan bisa lebih dingin,” jelasnya saat memberikan pemaparan sebelum lakukan kunjungan lapangan.
Turut mendampingi Kadis Lingkungan Hidup Marthen Sumampouw, tampak Sekertaris Jane Sangian dan para Kabid di DLH serta sejumlah wartawan biro Minut. (**)