Mitra, MediaManado.com – Panglima Besar Organisasi Adat, Laskar Manguni Indonesia (LMI) Buang A Pesik mengecam tindakan Anarkis Direktur PT Bangkil Limpoga Jaya (BLJ) yang telah melukai salah satu tonaas LMI Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Mitra (Mitra).
Hal ini dikatakan Ketua DPP LMI Buang Pesik didampingi Ketua DPD LMI Noldy Lila dan Hilda Lila Wakil Tonaas lll beserta sejumlah Anggota Laskar, Senin (20/2/2023).
Kepada sejumlah awak media Buang Pesik mengatakan, sebagai Panglima Besar melihat anggotanya yang dibuat semena-mena maka sangat marah.
“Kami Laskar Manguni Indonesia mengecam tindakan yang dilakukan Pak
Noerhalim kepada anggota saya, yang tidak lain adalah karyawannya sendiri, Ucap Pesik.
Pesik juga mengatakan, perlakuan pak Noerhalim kepada salah satu pimpinan LMI telah melukai hati para laskar lainya sehingga langka tegas harus diambil.
“Saya tegaskan agar Pak Noerhalim bersama Istrinya, agar jangan melakukan tindakan sesuka hati di tanah Mitra,”ujarnya.
Lanjut Ia katakan, kehadiran LMI ini ingin memberikan dukungan kepada kepada Polres Mitra agar dapat mengusut turntas terkait kepemilikan senjata api serta pengunaannya.
“Jadi disini kami meminta kepada Aparat Kepolisian, Kapolda Sulut dan Kapolres Mitra untuk mengusat tuntas kepemilikan senjata api (Senpi) oleh Direktur PT BLJ Noerhalim,” kata Pesik.
Selain itu, Noldy Lila dikesempatan itu juga menyampaikan, Pak Marthen Wowor adalah tonaas di Ratatotok, maka pada saat ia mengalami permasalahan maka sudah sewajarnya pimpinan yang lain hadir bemberikan dukungan.
“Kehadiran kami disini sebagai bentuk kekeluargaan yang merasa terpanggil untuk membantu teman/saudara kami Pak Marthen, dan disini kami menyatakan sikap mengecam atas apa yang telah dilakukan Pak Noerhalim,”terang Budo panggilan akrab Noldy Lila.
Lanjut Budo katakan, pihaknya tidak pernah mempermasalakan jika ada investor yang masuk, yang penting bertujuan mensejahterakan masyarakat setempat dan bekerja sesuai aturan yang berlaku.
“Saya mengecam atas tindakan anarkis Pak Noerhalim terhadap teman/saudara kami pak Marthen, oleh sebab itu saya meminta kepada Pak Nurhalim agar jangan coba-coba melakukan tindakan arogansi ditanah mitra ini,”kata Budo.
Menurutnya, Pak Noerhalim sebagai orang pendatang yang masuk kesini, seharusnya merangkul masyarakat yang ada di Mitra, bukannya melakukan tidakan-tindakan yang anarkis.
“Jika suara kami ini tidak ditanggapi maka nantinya kami akan kembali dengan masa yang lebih banyak lagi, dan saat itu kita liat saja apa yang akan terjadi, kami organisasi masyarakat adat selalu menjunjung rasa keadialan bagi segenap masyarakat, karena Minahasa harga mati,”tutup Budo.