MANADO, MediaManado.com- Perayaan Jumat Agung bagi umat Katolik di berbagai belahan dunia, selalu dirangkai dengan kisah sengsara dan penyaliban Yesus Kristus. Demikian halnya bagi umat Katolik Paroki St Ignatius Manado, kisah sengsara dan Penyaliban Tuhan Yesus Kristus, ditampilkan dengan theatrikal atau drama hidup dimana para lakon dimainkan oleh Orang Muda Katolik (OMK) paroki, Jumat (14/4/2017) dengan mengambil start gereja lama di komplek Persekolahan Katolik Frater Don Bosco Manado di jalan Jend.Sudirman dan berakhir di Gereja Paroki yang terletak di jalan Walanda Maramis (Kanaka) Manado.
Dari 14 stasi atau kisah kisah perhentian, diikuti secara kyusuk oleh umat paroki sambil berdoa dan mengumandangkan pujian atas peristiwa iman, kesetiaan, pengorbanan, rela menderita melalui jalan berduri “via dolorosa” demi penebusan dosa umat manusia.
Dalam renungan, Pastor Paroki St Ignatius Manado, Frans Mandagi Pr mengatakan, pengorbanan Yesus Kristus menapaki jalan sengsara hingga wafat di kayu salib, justru memberi teladan dan memperlihatkan komitmen akan Cinta kasih Tuhan kepada umat manusia, terlebih bagi yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.
“Cinta Kasih Tuhan, ditunjukan kepada kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Cinta Dia ikut menyatukan bumi dan surga, merobohkan tembok yang memisahkan, Cinta Dia menunjukan kepada kita bahwa kita manusia akan mengalami Cinta Tuhan, asalkan kita tetap serius pada janji kita,” ungkap Pastor Mandagi Pr.
Pastor Mandagi Pr mengatakan umat beriman untuk mempraktekkan dalam hidup keluarga akan kesetian dan pengorbanan demi pasangan hidup dan anak.
” Kita bisa berkorban, sekalipun kita juga ikut terluka,” tandasnya.
Liturgi perayaan Jumat Agung ditampilkan prosesi penciuman Salib oleh umat yang hadir dan diakhiri dengan komuni kudus. (fa)