Pelajar Sulut Diajak Ciptakan Film Video Bertema Perdamaian

oleh
Narasumber Dr Kamajaya Alkatuuk (kanan), Swastika Nohara (tengah) dan moderator Rimata Narande saat dialog film sebagai media penyebaran gagasan damai, Kamis (27/10/2016) di hotel Sahid Kawanua Manado.

Loading

Narasumber Dr Kamajaya Alkatuuk (kanan), Swastika Nohara (tengah) dan moderator Rimata Narande saat dialog film sebagai media penyebaran gagasan damai, Kamis (27/10/2016) di hotel Sahid Kawanua Manado.
Narasumber Dr Kamajaya Alkatuuk (kanan), Swastika Nohara (tengah) dan moderator Rimata Narande (kiri) saat dialog film sebagai media penyebaran gagasan damai, Kamis (27/10/2016) di hotel Sahid Kawanua Manado.

 

MANADO, MediaManado.com – Para pelajar yang tersebar di Provinsi Sulawesi Utara ditantang untuk membuat dan menciptakan film video pendek yang berisi pesan pesan perdamaian untuk sebuah generasi yang bermartabat, berkualitas dan menghargai perbedaan.

Hal itu terungkap pada dialog film sebagai media penyebaran gagasan damai yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulut bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pusat, Kamis (27/10) di hotel Sahid Kawanua Manado.

Dialog interaktif antara para pelajar dengan para narasumber yang dimoderatori Rimata Narande, terbilang sangat bermanfaat bagi para pelajar SMA, SMK, MA sederajat yang hadir.

Para peserta yang terdiri atas pelajar dan guru dalam kegiatan lomba film video pendek "Kita Boleh Beda" dan dialog film yang digelar FKPT Sulut.
Para peserta yang terdiri atas pelajar dan guru dalam kegiatan lomba film video pendek “Kita Boleh Beda” dan dialog film yang digelar FKPT Sulut.

 

Dalam pembukaan dialog tersebut, Ketua FKPT Sulut James Tulangow berharap melalui kegiatan ini, para pelajar dapat berkreasi membuat film video pendek sebagai pelaku perdamaian di tengah masyarakat majemuk.

“Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan, para siswa dapat mewaspadai tumbuhnya paham radikal dan berkreasi untuk menyebarkan gagasan damai di sekolah dan di tengah masyarakat dimana mereka berada,” tandas James Tulangow.

Narasumber Swastika Nohara mengatakan, para pelajar memiliki kesempatan untuk bisa berkreasi dan berkarya dalam menciptakan film video pendek yang bermanfaat dan mengisi konten di dunia maya seperti melalui you tube.

“Tentunya, hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi BNPT untuk mencegah paham radikalisme dengan mengajak para pelajar membuat film video pendek yang bermanfaat bagi perdamaian,” ungkap Swastika Nohara.

Narasumber Swastika Nohara saat memberikan penjelasan tentang film video di hadapan para pelajar SMA, SMK, MA/sederajat di Manado.
Narasumber Swastika Nohara saat memberikan penjelasan tentang film video di hadapan para pelajar SMA, SMK, MA/sederajat di Manado.

 

Swastika juga memberikan tips tips untuk membuat sebuah film dengan skenario yang bermutu kepada para pelajar yang ingin mengetahui bagaiman menciptakan sebuah karya film yang berkualitas.

“Dalam sebuah film, perlu diketahui karakter yang kuat dari tokoh utama, sekaligus pesan dan perubahan dari perjalanan cerita tersebut berujung pada kesadaran dan mengajak para penonton untuk melihat sesuatu yang bernilai pada kehidupannya dan apa yang ada di sekitarnya,” ungkap penulis skenario film cahaya dari timur ini.

Selain itu, narasumber Dr Kamajaya Alkatuuk, mengajak para pelajar untuk tidak menonton acara ataupun film dan sinema yang tidak bermutu dan justru hanya merusak masa depannya.

Sebaliknya, para pelajar diajak untuk membuat karya film yang berkualitas dan bernilai mendidik dan memuat pesan perdamaian, persatuan tanpa melihat latar belakang yang beragam.

“Untuk itu, dalam film perlu warna lokal, yang bisa bernilai menghibur, menuntun orang pada kesadaran dan berujung pada tindakan nyata, bahkan bisa membuat orang berubah menjadi baik dan benar,” jelas dosen Pasca sarjana Unima ini.

Suasana saat pembukaan dialog film yang diikuti para pelajar di Kota Manado.
Suasana saat pembukaan dialog film yang diikuti para pelajar di Kota Manado.

 

Mewakili Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Manado Nortje Mengko SPd
memberi apresiasi terhadap kegiatan ini, karena para pelajar dapat diajak untuk berkreasi.

Para peserta yang terdiri atas pelajar dan guru guru terlihat antusias mengikuti dialog yang dipandu pegiat seni Sulut Rimata Narande.

Para pelajar pun diberi kesempatan berdialog dengan para narasumber terkait pembuatan film, penulisan skenario, sisi positifnya sebuah karya film yang nantinya ditonton jutaan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Dialog yang diramu dari acara lomba film video pendek bertema “Kita Boleh Beda”, ikut disuguhkan film dokumenter berjudul “Satu Tungku Tiga Batu” yang berisi pesan persatuan, kekeluargaan, kebhinekaan dan perdamaian sekalipun masyarakat nya berbeda dalam keyakinan.

Ikut hadir dalam dialog tersebut, Staf Subdit Pengawasan BNPT pusat Fachrudin, jajaran pengurus FKPT Sulut diantaranya Ketua James Tulangow, Sekretaris Max Togas dan anggota lainnya. (fa).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *