MINUT, MediaManado.com – Gereja Katolik seluruh dunia memperingati Umat Beriman yang telah meninggal dunia pada setiap tanggal 02 November.
Sebagaimana ritus Gereja Katolik, maka seluruh Umat Katolik secara bersama-sama mendatangi pusara atau makam anggota keluarga Katolik yang telah meninggal. Dipimpin Pastor, Umat mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal dalam iman, sambil Pastor mereciki dengan air kudus makam atau pusara.
Umat Katolik pusat Paroki St Fransiskus de Sales Kokoleh dipimpin Pastor Stenly Ambun Pr melakukan hal yang sama, mendatangi makam atau pusara anggota keluarga Katolik yang meninggal dengan berdoa dan mengikuti Perayaan Ekaristi Kudus yang dilaksanakan di komplek Pekuburan Desa Kokoleh Satu Kecamatan Likupang Selatan, Kamis (02/11/2023) pagi.
Dalam renungan, Pastor Rekanan Paroki, Pastor Stenly Ambun Pr mengatakan, Ajaran Katolik atau Dogma Gereja Katolik menyebutkan bahwa Peringatan Kaum Beriman Katolik yang telah meninggal dunia menjadi momentum iman bagi Umat Katolik yang masih sementara berziarah di dunia untuk mendoakan sebagai wujud Kesatuan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
“Sebagai ajaran Iman Gereja Katolik, mereka yang beriman dan telah meninggal dunia menjadi pembuka jalan ke surga, bersatu dengan Allah Bapa,” kata Pastor Stenly Ambun Pr.
Kesatuan Gereja itu juga diwujudkan dengan doa dari seluruh Umat Beriman yang masih berada di dunia dan Umat Beriman yang telah bersatu dengan para Kudus di Surga bersama Yesus Kristus.
Pastor Stenly Ambun Pr juga mengajak Umat Katolik agar terus berdoa sebagai cara untuk bersatu dengan Tuhan dan saling mendoakan umat yang satu dengan umat yang lain, termasuk mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
“Saling mendoakan satu dengan yang lain, agar kita tetap teguh dalam perjalanan hidup beriman di dunia ini,” ujarnya.
Usai Perayaan Ekaristi Kudus, dilanjutkan dengan pemberkatan air dan lilin oleh Pastor Stenly Ambun Pr. Air dan lilin yang dibawa masing-masing keluarga itu, digunakan di pusara dan makam.
Setiap makam atau pusara didoakan dan direciki dengan air kudus oleh Pastor Stenly Ambun Pr. Setiap keluarga sudah berada di masing-masing makam atau pusara keluarga mereka.
Keluarga imani bahwa doa dan percikan air kudus menandakan kesatuan bagi Gereja, bagi yang hidup maupun yang telah meninggal dunia.