MANADO, MediaManado.com – Tiki-Taka dikenal sebagai pola permainan dalam sepakbola yang diperagakan Klub Barcelona.
Strategi dengan sejarah panjang dari juara LaLiga 2022/2023 ini tepat menggambarkan pergerakan lincah dan sistematis Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey SE dalam membangun perekonomian Sulut sebagai pintu gerbang Asia Pasifik yang semakin maju dan sejahtera.
Secara prinsipil, Tiki Taka adalah permainan yang memanfaatkan segala penjuru ruang yang ada di lapangan dengan penguasaan bola tinggi dengan operan-operan pendek satu atau dua sentuhan guna menciptakan peluang tembakan ke gawang lawan.
Jika mencermati pola Pemprov Sulut yang dimotori Gubernur OD sapaan akrab Gubernur Sulut ini, seperti ada kemiripan dengan gaya tiki taka dari negeri matador Spanyol yang mendunia tersebut.
Terbukti, ketika Gubernur Olly menyambangi negara adikuasa Rusia pada Mei lalu mampu menunjukkan dirinya memiliki kapasitas pemimpin internasional dengan memanfaatkan peluang tanpa melihat perbedaan apapun.
Di tengah usul pembukaan kembali jalur penerbangan Rusia ke Indonesia pasca pandemi Covid-19, muncul usulan pembatasan jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia.
Namun sebaliknya, Olly saat diwawancarai Uliana Miroshkina, koresponden internasional dari grup media Rossiya Segodnya di Moskow menyatakan kesiapan Pemprov Sulut dan seluruh masyarakat untuk menyambut hangat kunjungan wisatawan Rusia ke Bumi Nyiur Melambai.
Olly tegas menyatakan kepada koresponden grup media Rusia tersebut, bahwa masyarakat Sulut bakal memberikan pengalaman berkesan bagi seluruh wisatawan mancanegara termasuk Rusia. Sehingga setelah berlibur di Sulut dan kembali ke negaranya, tentunya wisatawan akan mengunjungi kembali Sulut bahkan mempromosikan keramahan masyarakat dan keindahan alam Sulut di negaranya.
“Masyarakat Sulawesi Utara akan dengan senang hati menyambut wisatawan dari Rusia, Kyrgyzstan, Armenia, Belarusia dan Kazakhstan. Sulawesi Utara memiliki kurang lebih 95 destinasi wisata yang menawarkan pengalaman wisata bahari, pertanian, cagar alam, taman konservasi, olahraga dan adrenalin, religi, sejarah dan budaya.
Kesemuanya itu pasti akan memberikan pengalaman yang berkesan kepada wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Utara,” kata Olly ketika itu.
Dirinya juga menjamin tidak menerapkan kuota wisatawan Rusia di Sulut.
“Tidak. Pendekatan yang kami gunakan adalah lebih kepada Pembangunan kepariwisataan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Untuk itu kami telah menyiapkan cetak biru pembangunan kepariwisataan pada 95 destinasi wisata di Sulawesi Utara. Dimana selain kami mengembangkan prasarana dan fasilitas, kami juga melakukan pengendalian pengembangan bagi destinasi yang sudah melampaui ambang batas daya dukung lingkungan melalui penyusunan regulasi perizinan untuk menjaga daya dukung lingkungan,” paparnya.
Selain tentang pariwisata, Olly juga ditanya terkait proyek infrastruktur di Sulut yang menarik untuk investor Rusia.
Olly menjelaskan, visi Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia di Asia dan Pasifik diwujudkan dengan pembangunan infrastruktur dan pembangunan kepariwisataan.
“Untuk itu kami menawarkan kesempatan kerjasama investasi di bidang infrastruktur dan kepariwisataan di Sulawesi Utara,” tandasnya.
Adapun beberapa proyek pembangunan infrastruktur dan kepariwisataan yang direncanakan antara lain Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang, Kawasan Industri Mongondow, Bitung International Hub Port, Jembatan Bitung-Lembeh, Jalan Tol Manado-Amurang, Jalur Kereta Api Manado-Bitung, Manado Outer Ringroad III, dan Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik.
“Kami berkomitmen untuk memberikan fasilitas pelayanan dan fasilitas fiskal kepada investor yang ingin berinvestasi di Sulawesi Utara. Dalam kurun waktu 2019 hingga 2022 hampir empat miliar US dollar penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing yang masuk ke Sulawesi utara diantaranya di Sektor Pertambangan, Real Estate, Telekomunikasi, Listrik, Hotel, Konstruksi, Industri Makanan dan Industri mineral non logam,” ungkapnya.
Tak hanya Rusia yang notabene negara superpower, negara maju dan superpower lainnya pun Olly kunjungi untuk menggagas kerjasama dan memanfaatkan setiap peluang yang ada demi memajukan Sulut.
Selain Rusia, peranan Cina sangat besar bagi perekonomian global termasuk Sulut. Kebijakan Cina yang telah melonggarkan pembatasan Covid-19 dan membuka perbatasan internasional, membangkitkan semangat optimisme bagi sektor perekonomian 2023 yang penuh tantangan. Sebagai salah satu mitra ekonomi Cina, Sulut pun dinilai akan diuntungkan oleh kebijakan tersebut.
Gubernur Olly tahu betul peluang emas ini. Tak mau menyia-nyiakannya, Olly memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan ini dengan melakukan kunjungan kerja ke negeri tirai bambu juga pada Mei 2023.
Selama di Cina, Olly telah menyambangi kantor pusat Conch. Diketahui Conch yang merupakan pabrik semen ini juga telah membuka sejumlah cabangnya yang tersebar di Indonesia. Di Sulut, Conch membangun pabriknya di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Tidak sedikit proyek pembangunan infrastruktur di Sulut yang menggunakan semen Conch. Artinya, investasi dari negeri tirai bambu bernilai positif bagi kedua belah pihak baik dari sisi ekonomi maupun percepatan pembangunan infrastruktur.
Selain itu, Olly juga siap melobi kembali pembukaan jalur penerbangan di delapan kota di Cina untuk menggenjot kunjungan wisata di Sulut sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi yang sempat tertahan karena pandemi Covid-19 yang menutup sejumlah jalur penerbangan internasional.
Sektor pendidikan juga tak luput dari perhatian Olly. Dirinya menyiapkan program magang di Cina bagi masyarakat Sulut untuk mempecepat transfer teknologi.
Sebelumnya, lewat dukungan Olly juga, sejumlah pelajar di Sulut pernah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Cina. Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka kembali untuk membangun Sulut.
Komitmen dan optimisme Olly dalam membangun sumber daya manusia dan berbagai sektor strategis lainnya di Sulut memang tidak perlu diragukan lagi seperti peribahasa tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.
“Sulut lebih dikenal di dunia, pariwisata meningkat, investasi tambah banyak,” kata Olly.
Bukan hanya Rusia dan Cina, negara maju Jepang pun tak terlewatkan oleh Gubernur Olly untuk menjajaki peluang kerjasama di sektor perdagangan.
Olly menyampaikan kepada Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bahwa Pelabuhan Bitung sudah layak untuk melakukan ekspor dan impor barang langsung ke Asia Timur seperti Jepang, Hongkong dan Korea Selatan.
Dalam pertemuan yang dihelat di Kantor KBRI Tokyo pada Maret 2023 ini, Olly optimis bahwa kelak, ekspor dan impor di wilayah timur Indonesia khususnya Sulut bisa langsung melalui pelabuhan Bitung tanpa perlu melalui Pelabuhan Makassar, Ujung Pandang, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur.
“Ekspor berbagai komoditas seperti perikanan dan pertanian ke Asia Timur bisa dilakukan dari Pelabuhan Bitung,” ucap Gubernur Sulut dua periode ini.
Ia mengatakan ekspor langsung dari Pelabuhan Bitung menjadi sangat penting karena berkaitan dengan pengurangan waktu dan biaya logistik karena menempuh jarak yang pebih dekat ke Asia Timur.
Menurutnya, optimalisasi Pelabuhan Bitung dapat meningkatkan perekonomian daerah.
“Jadi, para pengusaha dan masyarakat Sulawesi Utara dapat memanfaatkannya untuk memperkuat perekonomian daerah,” kata dia.
Lokasi Pelabuhan Bitung yang dekat dengan perekonomian Asia Timur juga menjadi keuntungan sendiri.
“Ekspor dan impor ke Asia Timur akan menjadi lebih mudah,” terang Olly.
Pergerakan lincah dan sistematis ala tiki taka ini juga terlihat saat Gubernur Olly melakukan MoU atau penandatangan nota kesepakatan antara Pemprov Sulut dengan Jeju Air, perusahaan maskapai penerbangan asal Korea Selatan yang melayani penerbangan antara Pulau Jeju dan daratan di negara tersebut.
Hasil dari MoU Mutual Development on Tourism and Creative Economy yang juga disaksikan langsung Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri di Korsel pada September 2022 ini yakni dibukanya penerbangan langsung perdana dari Korea Selatan ke Manado pada Mei 2023.
Olly mengatakan, salah satu hal yang menjadi daya tarik Sulut adalah jarak tempuh Korea Selatan ke Sulut yang sangat dekat. Penerbangan Jeju ke Manado ditempuh sekitar 5 jam, sehingga jarak tempuh akan membuat penumpang lebih nyaman karena tidak memakan waktu yang banyak.
Menurutnya, Manado bisa menjadi bandara penghubung dari Manado bagi wisatawan Korsel yang mengunjungi Indonesia lewat Manado dan ingin menuju destinasi wisata lainnya di Indonesia seperti Bali, Jakarta, Maluku dan darah lainnya di nusantara.
Tak hanya Jeju Air, sebelumnya maskapai Scoot TigerAir dari Singapura juga telah membuka rute internasional Manado-Singapura.
Penerbangan ini selain mengangkut penumpang juga dapat mengangkut kargo yang didominasi dengan komoditas marine product, sehingga produk perikanan dari Sulut ini bisa langsung dikirimkan ke Singapura tanpa melalui perjalanan yang membutuhkan waktu lama.
Manjurnya taktik tiki taka Gubernur Olly Dondokambey membangun perekonomian Sulut diakui oleh duetnya Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw.
Ini bisa dilihat dimana sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut dimana Neraca Perdagangan Sulut pada Mei 2023 mengalami surplus sebesar 35,15 Juta Dollar AS.
Sementara, komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Mei 2023 masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati, senilai US$ 31,54 juta atau 54,25 persen dari total ekspor. Sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral, senilai US$ 12,80 juta atau 55,67 persen dari total impor.
Wagub Steven Kandouw pun memuji kecerdikan Gubernur Olly. Menurutnya, Olly serius memimpin Sulut dan mampu memanfatkan ruang dan waktu agar pembangunan Sulut semakin maju dan mendunia.
Menurut dia, Olly selalu bergerak hingga menyambangi berbagai negara demi dapat memajukan Sulut dengan menciptakan peluang kerjasama dari negara yang didatanginya.
“Saya termasuk bagian dari pemerintahan yang dengan Pak Olly. Saya tidak pernah melihat Gubernur yang seserius itu untuk memajukan daerahnya. Level Gubernur Olly Dondokambey bukan sembarangan, Sulut maju dan semakin dikenal di kancah Internasional” kata Wagub Kandouw yang telah mendampingi Gubernur Olly memimpin Sulut sejak periode pertama ini.
Kandouw juga memuji strategi Gubernur Olly yang membangun Sulut secara optimal bahkan mampu bersaing dengan Filipina yang dipimpin Presiden Bongbong Marcos.
“Bagaikan tidak mau kalah dengan permainan zona marking Presiden Filipina Bongbong Marcos, tiki taka OD mampu menyaingi presiden negara tetangga tersebut,” pungkas mantan ketua DPRD Sulut itu. (*)