Tim Akademisi Polimdo Ikut Berperan Aktif Bersama DPRD Sulut Sosialisasikan Ranperda Kerukunan Antar Umat Beragama

oleh

Loading

MINAHASA, Mediamanado.com – Sebagai bentuk implementasi tugas pokok akademisi dalam memberikan pengabdian pada masyarakat, tim akademisi Politeknik Negeri Manado (Polimdo) ikut berperan serta bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesu Utara (Sulut) dalan mensosialisasikan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Kerukunan Antar Umat Beragama.

Terpantau media, tim akademisi Polimdo yang dipimpin Stevie Kaligis didampingi Pdt Alfred Daleno, Joli Turangan, Shane Pangemanan dan Ivoletty Walukow, tampak mendampingi anggota DPRD Sulut, Inggried Sondakh dalam mensosialisasikan Ranperda tentang Kerukunan Antar Umat Beragama tersebut di desa Ranolambot Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa, Minggu (17/09/2023).

Dalam sosialisasi yang dihadiri sekira 50an Tokoh masyarakat desa setempat dan sekitarnya, Inggried Sondakh menegaskan kalau rendahnya toleransi antar umat beragama karena fanatisme agama yang tidak menghargai perbedaan, berdampak pada munculnya radikalisme hingga aksi terorisme.

“Oleh karena itu pemerintah Indonesia khususnya di Sulut perlu adanya Peraturan daerah tentang Kerukunan Antar Umat Beragama untuk menjaga keutuhan NKRI,” kata Inggried Sondakh.

Inggried Sondakh pun berharap, sosialisasi Ranperda tersebut dapat memberikan masukan positif, sehingga pemerintah daerah berkomitmen mendukung penuh anggaran dalam APBD, untuk penerapan Ranperda tersebut nantinya.

Disisi lain, Pdt. Alfred Daleno sebagai salah satu akademisi agama Kristen, menekankan kalau perbedaan agama itu adalah anugerah dan kekayaan yang harus di syukuri, sehingga tidak punya alasan apapun terhadap intoleransi.

“Agama Kristen mengajarkan tentang kasih terhadap sesama manusia,” kata Daleno.

Dalam sosialisasi tersebut, Akademisi Joli Turangan juga mengingatkan, jika rendahnya toleransi antar umat beragam tidak secepatnya diatasi, dikhawatirkan kedepannya nanti akan seperti negara Yugoslavia.

“Yugoslavia adalah negara kecil yang akhirnya terpecah pecah dan terjadi konflik berdarah karena tidak mengakui adanya perbedaan,” ungkap Turangan.

Sementara itu, Stevie Kaligis selaku Ketua Tim akademisi dalam sosialisasi Ranperda tersebut, mengapresiasi anggota DPRD Sulut, Inggried Sondakh yang melibatkan pihak akademisi dalam mengimplementasikan tugas pokok, salah satunya pengabdian pada masyarakat yang bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan nyata yang terjadi.

“Kami berharap kegiatan ini terus melibatkan akademisi, sehingga dapat melakukan kajian kajian akademik yang dapat mendukung keamanan, sehingga berdampak pada rasa aman dan nyaman pelaku ekonomi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara,” tukas Kaligis.

(DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *