Atasi Stunting di Indonesia, Dr Ray Basrowi Ajak BKKBN Rangkul Public Figure Millennial

oleh

Loading

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, Founder dan Chairman Health Collaborative Center
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, Founder dan Chairman Health Collaborative Center

 

JAKARTA, MediaManado.com – Tingginya angka Balita stunting atau perawakan kerdil akibat malnutrisi kronis di Indonesia, merupakan permasalahan serius yang bisa mengancam kegagalan bonus demografi Indonesia di tahun 2030 menuju Generasi Emas 2045.

Pemerintah menjadikan pencegahan dan penurunan stunting sebagai komitmen nasional, sehingga perlu dukungan segenap elemen bangsa termasuk kaum milenial di tanah air.

“Populasi generasi milenial dan generasi Z adalah populasi dominan di Indonesia, artinya banyak ibu-ibu muda dan orang tua muda yang memiliki balita adalah kaum milenial. Jadi mereka ini adalah aset penting untuk dirangkul dalam upaya memutus mata rantai stunting di tanah air,” kata Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, Founder dan Chairman Health Collaborative Center ketika menjadi narasumber dalam webinar nasional Peran Milenial Cegah Stunting yang digelar BKKBN Pusat.

“Peran public figure millennial sangat strategis untuk dirangkul mengampanyekan isu stunting, karena follower mereka jutaan, kemampuan jangkauan baik secara emosional, psikologis dan pragmatis juga sangat kuat. Nah pemerintah termasuk BKKBN harus manfaatkan mereka,” tegas Dr. Ray sebagaimana dalam rilis yang diterima MediaManado.com, Rabu (23/06/2021).

Karakteristik milenial itu adalah mereka melek digital serta memiliki kemampuan engagement dan berjejaring yang luar biasa. Ini kombinasi yang luar biasa powerfull di era revolusi industry 4.0.

Menurut Dr Ray yang sering memberi edukasi kesehatan lewat akun Instagram @ray.w.basrowi, anak-anak milenial juga menyadari potensi ini dan mereka sudah mulai berinovasi dengan membuat program kampanye kesehatan masyarakat secara digital dengan pesan – pesan ringan dan mudah dimengerti, menyasar sesama kalangan milenial dan local influencer untuk menekankan pentingnya pola asuh, pola makan dan aspek gizi seimbang dalam komunikasi komunal.

“Banyak bukti inovasi digital anak muda untuk cegah stunting misalnya di Probolinggo ada kelompok jejaring anak muda yang menggunakan local heros untuk menyasar pendidikan gizi ibu-ibu muda, juga ada teman-teman milenial di Kediri yang membuat apps dan gadget khusus bermuatan local untuk mengajari apa itu stunting, bagaimana mencegah dan memonitor tumbuh kembang Balita, bahkan di beberapa lokasi di Jakarta ada yang menggunakan pendekatan pemantauan tumbuh kembang jarak jauh untuk deteksi dini tumbuh kembang. Dan semua inovasi ini dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional, artinya pendekatan ini efektif,” ungkap Dr Ray yang merupakan dokter umum lulusan Faked Unsrat dan meraih Doktor Ilmu Kedokteran Komunitas dari FKUI.

IMG-20210623-WA0163

Itu sebabnya Dr Ray mengajak BKKBN sebagai leading sector pencegahan stunting yang ditunjuk Presiden Jokowi mulai merangkul dan menempatkan kaum milenial dengan inovasi digital sebagai elemen penting dalam penangan dan pencegahan stunting di tanah air.

Dari kajian literature terbukti bahwa pilar utama untuk melibatkan milenial dalam inisiatif kesehatan termasuk pencegahan stunting adalah dengan mengarusutamakan konsep “Engagement, Diversity, Equality tanpa lagi menggunakan pendekatan konsep “menakut-nakuti”.

Platform teknologi termasuk platform media sosial juga penting disiapkan serta meningkatkan kapasitas digital literacy di bidang gizi dan kesehatan dan memasukan komponen kurikulum kesehatan dan gizi berbasis kearifan lokal di program kampanye kesehatan masyarakat bermitra dengan jejaring milenial, organisasi kepemudaan dan influencer muda.

Deputi Pengembangan BKKBN Prof. Rizal Damanik setuju dan menyambut baik ajakan dan rekomendasi pendekatan Dr Ray sambil menegaskan bahwa BKKBN akan merangkul kaum milenial dalam program kemitraan strategis pencegahan stunting di Indonesia.

“Usulan pakar kesehatan yang melakukan literature review ternyata mendapati bahwa milenial Indonesia di berbagai daerah juga proaktif berinovasi dalam penanggulangan stunting, sehingga merek aharus dirangkul,” ungkap Prof Rizal.

Salah satunya adalah memastikan generasi milenial terlibat dalam kolaborasi 1000 Mitra untuk 1000 Hari Pertama kehidupan dari BKKBN yang baru saja diluncurkan awal tahun ini. (*/ferry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *