MANADO, MediaManado.com – Sekalipun hajatan Pekan Kerukunan yang dikemas dengan Paskah Nasional masih memiliki kekurangan, akan tetapi setidaknya pesan kerukunan anak bangsa sudah digemakan dan disiarkan dari Provinsi Sulawesi Utara ke pelosok negeri, bahkan ke dunia Internasional.
Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia (FKUB) Ida Pangelinhsir Agung Putra Sukahet berharap pelaksanaan Pekan Kerukunan yang melibatkan FKUB dan dilaksanakan di Manado boleh terus menyulam keharmonisan hidup anak bangsa.
“Kegiatan ini secara jelan memberikan pesan kepada seluruh anak bangsa di Indonesia, bahkan di dunia internasional bahwa kerukunan dan toleransi umat beragama sudah dimulai dan terus diperjuangkan oleh umat beriman,” tandas Sukahet.
Karena menurut dia, semua agama mengajarkan nilai-nilai mulia, yang membawa umat untuk hidup rukun, karena nilai itu dibangun atas dasar jiwa kesadaran, kebersamaan dan persaudaraan, karena “Torang Samua Ciptaan Tuhan”.
Dia pun menegaskan, komitmen wawasan kebangsaan yang didasari nilai-nilai luhur, dimana agama sebaiknya dibawa dalam setiap sendi-sendi gerak kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Jika itu terlaksana maka Indonesia pasti akan damai, akan rukun karena direkatkan dengan ke Indonesia an kita dari sabang sampai merauke yang begitu kaya dengan sumber daya alamnya, bahkan negara ini bukan hanya menjadi macan Asia tetapi sekaligus menjadi macan dunia.
Sedangkan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, Drs. H. Suleman, M.Pd tetap optimis untuk terus memajukan dan meningkatkan Pemahaman umat terhadap nilai-nilai agama, dan meningkatkan kwalitas Kerukunan antar umat beragama.
Ketua Mahkama Agung Prof. DR Gayus Lumbuun menyimak bahwa politik dan agama merupakan dua entitas yang berbeda namun memiliki tujuan, dimana politik bertujuan untuk membangun negara, sementara agama bertujuan membangun manusia untuk lebih dekat kepada Tuhan, Keduanya ingin mencapai sebuah kehidupan yan harmonis dan rukun antar sesama anak bangsa yang berbeda agama dan keyakinan.
“Ini adalah dua kosep yang tidak sama tetapi untuk membangun sebuah negara, maka kedua entitas yang berbeda ini harus bisa menyatu dan harus saling mengisi,” tandas Gayus Lumbuun.
Direktur Bina Ideologi, Krakter dan Wasbang Kemendagri Prabawa Eka Soesanta pemerintah terus mengevaluasi berbagai produk peraturan daerah yang berkaitan dengan toleransi dan kerukunan. Untuk itu, bilamana ada peraturan daerah yang tidak mendukung kehidupan toleransi umat, maka pemerintah akan mempelajari, bahkan mencabutnya.
“Hal ini dilakukan, agar kehidupan masyarakat,sehingga umat beragama, boleh terus dberjalan dengan lancar dan baik, dan pemerintah mengawasi hal itu. Apalagi FKUB ada dibawah pengawasan Depdagri,” tandas Prabawa.
Sementara Kepala Badan Kesbang Pol Sulut Steven Liow menyampaikan terima kasih bagi parah tokoh-tokoh bangsa yang sudah turut mengsukseskan kegiatan ini Pekan Kerukunan dan Paskah Nasional 2017 di Provinsi Sulut.
“Sekalipun waktunya singkat, hanya sepekan, akan tetapi kegiatan ini memberi warna baru bagi masyarakat Sulut, kita mendapat dukungan dari berbagai pihak. Dengan tema Ziarah menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia, maka kedepan kegiatan ini bisa menjdi kegiatan Internasional, dan Ketua FKUB sendiri telah merekomendasikan Pekan Kerukunan Internasional dapat dilaksanakan pada tahun 2019,” ungkap Kaban Liow. (fa)