MANADO, Mediamanado.com – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kembali dilaksanakan oleh pihak Politeknik Negeri Manado (Polimdo) dalam hal ini oleh Jurusan Akuntasi Polimdo.
Adapun Program MBKM yang dilaksanakan yakni Kampus Mengajar dan KKN Tematik (Bina Desa), dimana pelaksanaan tersebut dilaksanakan di Desa Pinabetengan Selatan, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa, pada bulan April 2023. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Jurusan Akuntansi Ivoletty Walukow, SE, MSI.
“Seperti diketahui bahwa Kampus Mengajar merupakan kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus guna melatih kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan, kegiatan kami ini sendiri sudah dilaksanakan di Desa Pinabetengan Selatan, Kabupaten Minahasa”, ungkap Walukow.
Antusias para mahasiswa dalam kegiatan ini sangat tinggi, hal ini terungkap lewat pengakuan para mahasiswa peserta program MBKM ini.
“Lewat kegiatan pembelajaran dan pengajaran di satuan pendidikan dasar dari program MBKM ini, kami mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas diluar kampus”, ujar
Jeremy Saroinsong, yang didampingi rekan satu Tim program MBKM-nya Yosua Wenas, Anastasya Kawangung, Cristo Yudi Paendong dan Verselino Kokali.
Sementara itu Jerry Lintong, SE, MPd, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Polimdo, menerangkan apa yang menjadi sasaran dan tujuan dari pelaksanaan program MBKM ini.
“Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Jurusan Akuntansi ini, bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar, program ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di kampus. Sedangkan kegiatan KKN Tematik Kampus Mengajar di SDN Inpres Pinabetengan dilaksanakan selama 2 minggu dan melibatkan mahasiswa dalam beberapa tahapan kegiatan seperti observasi desa teritorial, survei, dan kegiatan pembelajaran dan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa juga diberikan kebebasan untuk menerapkan semua potensi yang dipunya sehingga bukan hanya membantu mengajar saja”, jelas Jerry Lintong.
Jerry Lintong pun mengapresiasi akan para mahasiswa yang sudah terlibat dalam program ini, dan menyebut mereka sebagai mahasiswa yang berani.
“Menurut saya, para mahasiswa yang terlibat di Kampus Mengajar adalah yang paling berani meninggalkan zona nyaman untuk berkontribusi, dan ini benar-benar luar biasa,” pungkas Lintong.
Seperti diketahui melalui program kampus mengajar ini pada pelepasan kampus mengajar angkatan ke 5 seperti dikutip dari laman Direktorat Sekolah Dasar, dimana Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim memberi apresiasi kepada peserta program Kampus Mengajar yang tidak ragu untuk keluar dari kampusnya, lalu pergi ke sekolah-sekolah di berbagai daerah dan desa untuk membantu para guru serta para peserta didik membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan memerdekakan.
(*/DM)