Kerukunan Hidup Beragama di Sulut Tak Goyah oleh Kasus Tanjung Balai

oleh
Kasus pembakaran Klenteng di Tanjung Balai Sumut

Loading

Kasus pembakaran Klenteng di Tanjung Balai Sumut
Kasus pembakaran Klenteng di Tanjung Balai Sumut

 

MANADO, MediaManado.com – Begitu mudahnya emosi warga di Tanjung Balai Asahan Sumatera Utara tersulut, hanya gara-gara salah paham tempat ibadah dan kerukunan yang sudah terjalin lama jadi korban.

Mengantisipasi kasus di Tanjung Balai, Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE melalui Kaban Kesbangpol Sulut Edwin H Silangen, SE, MS selaku sekretaris dewan penasehat FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), bersama asisten Pemerintahan Drs. J. Palandung, Msi, dan Kabinda Sulut, mengambil langkah cepat dengan menyelenggarakan rapat koordinasi dengan jajaran Apkam dan  FKUB, pada senin (1/8), kemarin.

“Pasca meletusnya kejadian pembakaran beberapa klenteng dan vihara di Tanjung Balai, intensitas jajaran Apkam bersama Pemda Sulut agar meningkatkan patroli di lingkungan Vihara dan tempat ibadah lainnya,” Ujar Gubernur sebagai mana di tuturkan Silangen saat diwawancara wartawan, tadi siang.

Selain meningkatkan patroli guna menjaga keamanan wilayah, pihaknya menambahkan perlu adanya peran Tokoh Agama dan Ormas serta FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) untuk bersama-sama dengan Apkam dan Pemda meningkatkan kewaspadaan dan cegah dini di sektor masing-masing dalam rangka mengeliminir munculnya kejadian serupa di Tanjung Balai, Sumut.

Kita meminta FKUB dan lembaga keagamaan untuk meningkatkan kordinasi serta meningkatkan pembinaan umat maupun jamaatnya dalam bertoleransi beragama sesuai dengan PBM Agama dan Peraturan Mendagri No. 9 Tahun 2006 dan Permendagri No.8 Tahun 2006.” Tambahnya.

Silangen juga menghimbau agar masyarakat Sulut tidak mudah terprovokasi terhadap isu SARA terutama yang tersebar melalui media sosial, karena tidak dipungkiri isu agama merupakan hal yang sifatnya sensitif. Menegaskan kembali apa yang sering disampaiakn Gubernur Sulut bahwa “Torang Samua Ciptaan Tuhan”, for apa dang torang bakalai, manjo torang baku bae, baku sayang (untuk apa kita berkelahi, mari kita baku bae, baku sayang) bangun Sulawesi Utara, pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *