MediaManado.com – Semut Ireng merupakan grup musi tradisional dari Pamekasan Madura Jawa Timur. Grup ini telah dikenal karena memainkan musik tradisional Madura, yang menjadi idaman rakyat seantero negeri.
Dalam pantauan media dan berdasarkan penelusuran sang pemimpin, Rizal, Semut Ireng reani berdiri pada tanggal 7 Juli 1999.
Semut Ireng merupakan grup yang sudah dianggap melegenda, bahkan salah satu penabuhnya Dani, mengatakan bahwa Semut Ireng ini adalah grup legendaris. Adapun musik tradisi yang mereka sajikan adalah Musik Daul.
Musik Daul adalah musik yang digarap dengan filosofi yang kuat dan bermakna sangat mendalam. Hal itu tentu didasarkan pada tradisi Karapan Sapi yang sangat terkenal di Madura. Konon tradisi ini sudah menjadi bagian budaya tak benda, karena sudah mendapatkan pengakuan dan telah terdaftar di UNESCO.
Di tahun 2024, grup musik semut ireng menjadi salah satu grup musik yang terpilih dalam program Lokovasia. Saat mereka menampilkan karyanya, mereka menyajikan karya terbaru yang berjudul “Ghelleng Ro’om“.
Adapun arti Ghelleng Ro’om adalah yang harum, yang merupakan salah satu perhiasan yang digunakam remaja putri di Madura.
Dalam keyakinan filosofisnya Ghelleng Ro’om bersumber dari kehidupan keseharian perempuan sebagai penopang keluarga dalam giat kerja keras, yang sebetulnya merupakan wujud dari kehidupan sehari hari mereka, yakni sebagai penjual sayur, petani bahkan nelayan.
Pada karya tersebut juga, pengkarya bermaksud mengangkat karya musik yang berpijak dari tradisi karapan sapi. Hal itu bertujuan memadukan karakter tradisi dan budaya yang menyatu, yang juga mampu diterima oleh masyarakat Madura pada umumnya.
Karapan sapi sendiri biasanya diiringi sronenan/kennong tello‘ sebelum di pertandingkan untuk memutari arena yg akan di perlombakan. Namun pada karya musik ini, pengkarya bermaksud untuk memadukan beberapa instrumen musik daul, yang akan menghasilkan kekayaan bunyi dan menjadi bagian dari karakteristik seorang ‘person’ Madura, yang identik dengan ketegasan, keras, dan ulet. (*)
