MANADO, MediaManado.com- Dua jenazah Suami Istri Korban Pembunuhan Sadis di Kelurahan Bumi Nyiur Lingkungan 3, Kecamatan Wanea pada Minggu (04/01/15) siang, langsung dibawa pulang oleh keluarga korban pada pukul 22.00 Wita setelah dilakukan otopsi dari Divisi Forensik Polresta Manado selama kurang lebih 6 Jam, di RS Prof. Kandow. Ratusan keluarga dari kedua korban terlihat histeris, bahkan ada yang sempat jatuh pingsan setelah melihat dua Korban yang bernama Teddy Manoppo (37) dan Yuliana Mokoginta (31) yang dibawa keluar dari Ruang Otopsi. Sedangkan pelaku yang diduga kuat melakukan pembunuhan yang berinisal EM alias Feky sudah diamankan Aparat Kepolisian di Polsek Wenang beserta barang bukti dua buah parang yang digunakan untuk membacok.
Sementara, anak pelaku yang diketahui berinisial RM alias Rando yang diduga kuat ikut berperan membantu EM, saat ini masih dirawat di RS. Bhayangkara Karombasan akibat mendapatkan pukulan dari Korban Teddy Manoppo yang sempat melakukan perlawanan.Lietje Rangkang selaku Ibu Kandung dari Korban berharap pihak Aparat menindak tegas pelaku pembunuhan. “Saya mau dia di hukum seberat -beratnya,” ujarnya sembari meneteskan air mata.
Kasat Reskrim Polresta AKP I Dewa Palguna menuturkan pihaknya akan segera menindak tegas pelaku pembunuhan, yang kemungkinan besar akan dikenakan Pasal 351 ayat 3 dan/atau 338 KUHP dengan ancaman hukuman Minimal 12 Tahun Penjara.
Kasat Reskrim Polresta AKP I Dewa Palguna mengatakan, “untuk penyelidikan lebih lanjut, kasus ini diserahkan ke Polsek Wanea, mengingat Tempat Kejadian Perkara (TKP) berada wilayah polsek itu. “Tersangka kini sedang dalam tahap penyidikan,” pungkas mantan Kasat Reskrim Polres Minahasa ini.
Kedua Korban yang meninggalkan 3 orang anak ini usai diotopsi langsung dibawa pihak Keluarga di Gereja GMIM Bumi Nyiur, yang rencananya akan dimakamkan pada Senin (05/01), sore hari ini.
Perlu diketahui, Menurut orangtua korban, Litje Rangkang, saat itu (Minggu, 04/01) anak dan menantunya baru pulang dari gereja. Setibanya di rumah, Tedy mengaku hendak memagar bagian belakang rumah sekaligus membangun dapur.Saat itu, Litje mengaku sudah melarangnya karena baru saja pulang dari gereja.
Kemudian Lice meninggalkan rumah karena harus mengunjungi seorang kerabatnya yang tak jauh dari rumahnya.”Mereka baru pulang gereja. Anak saya sempat bilang mau ambil bambu buat bikin pagar. Saya bilang biar dulu, baru pulang gereja, tidak usah bikin pagar,” tutur Lice yang dirundung duka karena harus kehilangan anak kandung dan menantunya. Ketika Tedy dan Yuliana berniat membangun pagar di belakang rumah, Veky tersinggung. Sebab, bagian belakang rumah itu merupakan jalan yang biasa digunakan Veky melintas.”Selama ini saya tidak tahu kalau ada masalah (antara Tedy dan Veky),” tuturnya.
Sebelum Tedy membangun pagar, Yuliana sempat mendatangi rumah tersangka untuk menyampaikan niat akan menutup jalan depan rumah tersangka. Saat itu tersangka tersinggung, kemudian menolak rencana itu. Lalu pertengkaran pun tak terelakkan.Tedy pun mendatangi tersangka dan kembali menegaskan atas rencana membangun pagar itu. Tersangka makin marah hingga pertengkaran semakin hebat.Veky emosi, mengambil pisau lalu melakukan duel dengan Tedy.
Tersangka yang membawa senjata berada di atas angin sehingga Tedy pun akhirnya roboh karena tusukan senjata tajam. Melihat Veky kalap, Yuliana lari menuju rumah seorang anggota polisi yang kebetulan adalah tetangga.Tak mau kehilangan buruan, Veky mengejar Yuliana lalu tanpa ampun menyerangnya. Melihat Yuliana roboh, Veky melanjutkan perjalanan menuju rumah anggota polisi untuk menyerahkan diri.Tedy tewas di tempat kejadian, sementara Yuliana Mokoginta sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun belum sempat menjalani operasi, Yuliana menyusul sang suami, menghadap Tuhan.(*)