Wagub Kandouw Sebut Kesetaraan Gender Tinggi Tapi KDRT Relatif Cukup Signifikan

oleh

Loading

IMG_20220313_070320_640x431

 

MANADO, MediaManado.com -Partisipasi atau kesetaraan gender di daerah Nyiur Melambai terbilang cukup tinggi dari semua aspek baik politik, pemerintahan dan swasta. Akan tetapi masih banyak laporan terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw saat menghadiri kegiatan Talkshow bertema “Lawan Tabu, Perempuan Berani Bersuara” di Manado, Sabtu (12/03/2022).

Kegiatan ini digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (P3AD) Provinsi Sulut dalam rangka Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day).

“Sekarang ini di Sulut ada tiga kepala daerah perempuan. Belum lagi di Pemprov Sulut banyak pejabat perempuan. Pun di swasta, banyak perempuan yang menduduki jabatan strategis,” ungkap Wagub Kandouw.

Namun menurutnya, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami kaum perempuan relatif masih cukup signifikan.

“Artinya masih banyak kasus KDRT. Belum lagi di-labeling maupun ketidaksamaan terhadap hak-hak yang dialami kaum perempuan di Sulut,” ujar Wagub Kandouw.

Ia mengajak semua pihak untuk perangi dan antisipasi lebih lanjut terkait kasus kekerasan perempuan dan anak.

“Bukan cuma tugas pemerintah tapi semua komponen masyarakat,” ajaknya.

Ia mengapresiasi Dinas P3AD Sulut yang dapat menggelar Talkshow dengan tema “Lawan Tabu, Perempuan Berani Bersuara”.

“Kegiatan ini diharapkan resonansinya sampai ke kabupaten/kota. Itu penting untuk menyamakan persepsi dalam mencegah atau mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk upaya pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi,” terangnya.

Wagub Kandouw juga menyinggung sejumlah pemerintah daerah (pemda) kabupaten di Sulut yang belum mempunyai Dinas P3A.

“Ini tentunya juga harus jadi perhatian supaya 15 kabupaten/kota di Sulut semuanya ada Dinas P3A. Harapan saya, lewat kegiatan ini dapat mengendorse dan mendrive agar supaya budaya kita betul-betul kondusif gender, partisipasi hak dan lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas P3AD Sulut, dr Kartika Devi Kandouw Tanos MARS menjelaskan, talkshow tersebut bertujuan memberikan pemahaman bagi semua pihak dalam upaya meredam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Tadi dalam talkshow semua narasumber memberikan pandangannya soal tema ‘Lawan Tabu, Perempuan Berani Bicara’,” tuturnya.

Menurutnya, era sekarang ini perempuan harus dituntut bersikap berani, baik berani bersuara dan berani berkreasi.

“Selain itu perempuan juga harus mandiri. Dinas P3A Sulut terus mendorong program-program pemberdayaan perempuan dalam hal ekonomi. Begitu juga respon terkait sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan,” dr Devi.

Hadir dalam talkshow ini yakni Dikretur Utama (Dirut) BSG Revino Pepah, Rektor Unima Deitje Adolfin Katuuk.

Talkshow tersebut menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Kepala DP3AD Sulut dr Kartika Devi Tanos MARS, Ketua Badan Kehormatan DPRD Sulut Sandra Rondonuwu, Dekan Fakultas Teologi IAKN Pdt Anita Tuelah, LSM Suara Parangpuan Vivi George, Pemimpin Divisi Pengembangan BSG Meiske Kumurur dan Sekretaris Ikatan Nyong Noni Sulut Felix Palenewen. (*/ferry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *