MINUT, Mediamanado – Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara menggelar rapat kerja evaluasi hasil ujian sekolah tahun ajaran 2021/2022 dan melakukan sosialisasi serta pendampingan pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang berlangsung di Aula MIS di Kolongan selama 2 hari tanggal 27 dan 28 April.
Dalam laporannya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Deasy Imbuh, M.Pd, mengatakan bahwa pelaksanaan hari pertama dihadiri oleh seluruh pengawas, kepala SD dan SMP serta operator. Di hari kedua Kepala TK dan PAUD beserta pendamping.
“Kegiatan ini selain evaluasi hasil ujian juga diharapkan penerapan dari implementasi kurikulum merdeka dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan siswi,” ujarnya.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Dra. Pettra Enoch, M.Pd kepada mediamanado.com, mengaku kalau dalam arahannya, agar para kepala-kepala sekolah lebih disiplin lagi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Kepsek.
“Arahan saya lebih banyak menekankan soal disiplin. Selain disiplin dalam kepemimpinan, juga disiplin soal administrasi pengelolaan dana BOS. Baik itu pembelanjaan yang sesuai dengan RKAS hingga proses pelaporan pertanggungjawaban serta data-data di sekolah jika diminta sudah siap. Ini yang ditekankan agar di kemudian hari tidak menjadi temuan dalam proses pemeriksaan.
Selain itu juga, kami targetkan agar setiap sekolah mempersiapkan siswa maupun siswi untuk ikut serta perlombaan O2SN. karena tahun lalu, Kabupaten Minahasa Utara meraih prestasi Nasional dengan medali perak. Kedepan tidak hanya medali perak melainkan bisa mendapatkan medali emas. Selain itu juga, diharapkan sekolah khususnya Kepsek dapat memperhatikan data di dapodik dan kami mengevaluasi PIP serta DAK,” ungkapnya.
Narasumber yang juga Kepala SD Negeri Tumaluntung Yunike Paulus adalah utusan Minut untuk mengikuti IKM di Makassar. Ia menjelaskan, bahwa kurikulum merdeka ada tiga. Yaitu, kurikulum mandiri belajar, berubah dan berbagi.
“Bahwa untuk kurikulum mandiri belajar masih menggunakan kurikulum lama yakni K13, namun disisipkan profil Pancasila. Dan kami dianjurkan untuk menggunakan kurikulum merdeka berubah karena semua perangkat didalamnya sudah disediakan oleh pemerintah, sehingga lebih mudah dipahami dan akan lebih baik lagi di era digitalisasi saat ini,” jelasnya saat ditemui di sela kegiatan.
Kepsek SD Inpres Wasian Julian Dipan S.Pd yang diwawancarai, mengaku kalau apa yang telah disampaikan dalam kegiatan tersebut sangat baik untuk evaluasi kerja dan kinerja di sekolah. Ditambah lagi adanya pendampingan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.
“Program ini sangat baik. Tentu akan kami sosialisasikan ke guru-guru. Yang kami harapkan untuk IKM ini, ada baiknya sebelum tahun ajaran baru, agar guru-guru dilakukan pelatihan langsung dari kementerian melalui dinas sehingga kurikulum ini memberikan penguatan bagi guru untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan serta dalam berinovasi dengan gagasan baru. Tentunya juga, bantuan Chromebook dari Bupati Joune Ganda dan Wabup Kevin Wiliam Lotulung sangat mendukung proses pembelajaran kedepan,” ungkap Kepsek Dipan.
Usai pendampingan pendaftaran oleh sejumlah narasumber yang menjadi utusan baik Kepala Sekolah dan Pengawas, pemateri menutup presentasi dengan kalimat ajakan sebagai berikut; “Mari gunakan platform merdeka mengajar untuk mengajar, belajar dan berkarya lebih baik dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila”. (**)
Penulis: Sweidy Pongoh