Hubungan Rusia-AS di Fase Terburuk dalam 43 Tahun

oleh
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden AS Barack Obama. (Foto: Reuters)

Loading

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden AS Barack Obama. (Foto: Reuters)
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden AS Barack Obama. (Foto: Reuters)

NEW YORK – MediaManado.com – Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin menilai tensi antara Amerika Serikat (AS) dengan negaranya saat ini adalah yang terburuk sejak Perang Yom Kippur pada 1973. Namun, hubungan Rusia-AS saat ini berbeda dengan masa Perang Dingin sekira 40 tahun lalu.

“Situasinya secara umum saya pikir cukup buruk saat ini. Mungkin yang terburuk sejak 1973. Meski ada friksi serius, perbedaan pandangan seperti di Suriah, kita terus berupaya untuk bekerja sama dalam isu lainnya dan terkadang cukup berhasil,” ujar Churkin, seperti dimuat ABC News, Senin (17/10/2016).

Pria berusia 64 tahun itu menambahkan, ada serangkaian hal yang membawa hubungan AS-Rusia ke titik terendah saat ini. Kurangnya rasa hormat secara fundamental dan kurangnya diskusi mendalam untuk isu politik ditengarai sebagai penyebab buruknya hubungan kedua negara.

Sebagai contoh, Churkin menyebut Negeri Paman Sam dan Pakta Pertahanan Non-Atlantik Utara (NATO) menerima sebanyak mungkin negara Eropa Timur bekas Uni Soviet sebagai anggota. Salah satu yang paling parah, Ukraina dan Georgia hendak dimasukkan sebagai anggota NATO pada 2008.

Konflik terutama yang membuat hubungan kedua negara semakin meruncing adalah Ukraina 2014. Presiden Viktor Yanukovich yang dekat dengan Moskow dijatuhkan oleh unjuk rasa besar-besaran selama beberapa pekan. Rusia menilai unjuk rasa tersebut adalah kudeta yang didukung AS. Setelahnya, Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea. Aksi itu berujung pada sanksi Barat ke Rusia.

Di tengah buruknya hubungan tersebut, masih ada beberapa capaian positif. Salah satunya adalah Kesepakatan Nuklir Iran. Kedua negara juga sempat mencapai kesepakatan soal gencatan senjata di Suriah selama sepekan. Keduanya juga sepakat saat menominasikan mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres sebagai Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Ban Ki-moon.

“Kami (Rusia) ingin menormalisasikan hubungan dengan AS. Jika pemerintah AS yang baru nantinya mau membantu, itu sangat bagus. Seandainya pun Obama tetap sebagai Presiden AS, kami akan tetap berupaya menormalisasikan hubungan kedua negara,” tutup Churkin.

EDITOR : INYO R.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *