MANADO, Mediamanado.com – Belum beroperasinya Bendungan Kuwil di Kabupaten Minut dan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolmong, membuat para legislator DPRD Provinsi Sulut mulai merasa gerah, padahal pembangunannya sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu.
James Arthur Kojongian (JAK) selaku Wakil Ketua DPRD Sulut sekaligus sebagai koordinator Komisi III yang membidangi persoalan pembangunan kedua bendungan tersebut akan melakukan pemanggilan terhadap Balai Sungai selaku instansi terkait.
“Akan dibahas dengan Komisi III penjadwalan untuk Rapat Dengar Pendapat terkait dua bendungan ini,” ungkap JAK (sapaan akrabnya) pada Senin (24/09/2022) diruang kerjanya.
JAK sendiri menegaskan pemanggilan ini dilakukan guna mendapatkan progres penyelesaian dari kedua bendungan tersebut, yang dimana Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR sendiri menargetkan pertengahan tahun 2022 sudah mulai beroperasi.
“Dari kementrian PUPR menargetkan pertengahan tahun 2022 ini kedua bendungan tersebut sudah bisa difungsikan, tapi kelihatannya meleset,” ujarnya.
James Kojongian pun menambahkan bahwa fungsi dari kedua bendungan tersebut merupakan sesuatu yang urgent.
“Bendungan Kuwil Kawangkoan utamanya bertujuan untuk pengendalian banjir Kota Manado dan sekitarnya agar tidak mengalami banjir bandang seperti pada tahun 2014 silam,” ucap James Kojongian.
Hal yang sama turut dikemundangkan oleh Ketua Komisi III DPRD Sulut Berty Kapojos.
“Berdasar pada laporan Balai Sungai penyelesaiannya ditahun 2022. Padahal Mega proyek multi years ini sudah menelan anggaran besar, namun target penyelesaian terus saja bersorong tiap tahunnya,” ungkap Berty Kapojo diruang kerjanya, saat ditemui awak media.
Oleh karena itu Kapojos pun menjelaskan Komisi III DPRD Sulut segera melakukan pemanggilan kepada pihak Balai Sungai.
“Komisi III akan memanggil Balai Sungai, Namun setelah selesai tahapan pembahasan RAPBD Tahun Anggaran 2022, memang dijanjikan Balai Sungai selesai agustus tahun 2022 tuntas, tapi melihat keadaan lapangan masih ragu,” tegas Kapojos.
Seperti diketahui, bendungan Kuwil Kawangkoan memiliki kapasitas tampung 23,4 juta m3 dan luas genangan 139 hektare. Bendungan ini dibangun sejak 2016 dengan total biaya konstruksi Rp 1,9 triliun, yang terbagi menjadi tiga paket pekerjaan konstruksi.
Untuk paket pertama, pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – DMT (KSO), paket dua dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) Tbk, dan paket ketiga dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – PT. Nindya Karya (KSO).
Bendungan ini berada diatas Kota Manado sehingga sangat efektif untuk pengendalian banjir. Jadi dalam satu Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano ada dua tampungan air, pertama adalah tampungan air alami Danau Tondano dan kedua, Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Sementara itu, Bendungan Lolak memiliki luas area genangan 97,5 hektar, yang direncanakan saat beroperasi akan memasok air irigasi seluas 2.214 hektar, mendukung penyediaan air baku 500 liter/detik, pariwisata, konservasi air dan memiliki potensi tenaga listrik 2,43 megawatt.
Kontrak pembangunan Bendungan Lolak dibagi menjadi dua paket yakni paket pertama senilai Rp830 miliar dengan kontraktor PT. Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk. Selanjutnya untuk Paket II senilai Rp821 miliar dikerjakan kontraktor PT. PP (Persero) Tbk – PT. Asfhri Putralora (Kerjasama Operasi/KSO).
(*/DM)